Irjen Kemkomdigi Buka Konferensi Internasional KRA XII 2025: Soroti AI, Etika, dan Keberlanjutan dalam Pendidikan dan Riset
Surabaya, 2 Juni 2025 - Irjen Arief secara resmi membuka Konferensi Internasional Konferensi Regional Akuntansi (KRA) XII Tahun 2025 yang mengusung tema "Empowering the Future of Education and Research: The Nexus of AI, Ethics, and Sustainability". Kegiatan ini berlangsung di Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair), dan diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd) bekerja sama dengan FEB Unair.Dalam sambutannya, Irjen Arief menyampaikan pandangan visioner mengenai masa depan pendidikan dan riset di era transformasi digital. Ia menekankan pentingnya tiga isu strategis yang saling terkait, yakni kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), etika, dan keberlanjutan. Ketiga aspek ini menjadi landasan penting dalam membangun sistem pendidikan yang adaptif, berintegritas, dan berkelanjutan."Tema konferensi ini mengajak kita untuk melihat masa depan pendidikan dan penelitian yang semakin terhubung dengan kemajuan teknologi, nilai-nilai etika, dan tuntutan keberlanjutan," ujar Irjen Arief.Konferensi KRA XII 2025 ini menjadi wadah bagi akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan praktisi dari dalam maupun luar negeri untuk berdiskusi, bertukar wawasan, serta menjalin kolaborasi lintas sektor. Tidak hanya berfokus pada pengembangan keilmuan akuntansi, konferensi ini juga mendorong integrasi teknologi AI secara etis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil riset.Irjen Arief menyoroti pentingnya tata kelola teknologi yang berlandaskan nilai-nilai etika, seperti inklusivitas, transparansi, perlindungan data pribadi, dan keamanan digital. Menurutnya, AI bukanlah semata-mata alat bantu teknologi, melainkan instrumen strategis yang harus diimbangi dengan kebijakan yang tepat dan kesadaran moral. Ia juga menggarisbawahi potensi besar AI terhadap pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi mencapai USD 15,7 triliun pada tahun 2030. Di Indonesia, AI diperkirakan menyumbang hingga USD 0,36 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, Irjen Arief mengingatkan bahwa pemanfaatan AI harus disikapi secara cermat karena masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti perlindungan privasi data, kesenjangan talenta digital, serta keterbatasan infrastruktur teknologi.Sebagai penutup, Irjen Arief mendorong agar nilai-nilai etika dan keberlanjutan dijadikan bagian integral dalam kurikulum/silabus pendidikan dan agenda penelitian. Ia percaya bahwa AI yang dikelola secara bertanggung jawab dapat menjadi katalis transformasi yang membawa manfaat luas bagi masyarakat khususnya di bidang pendidikan dan penelitian.Konferensi KRA XII tidak sekadar menjadi forum akademik, tetapi juga menjadi titik temu strategis untuk memperkuat sinergi dan komitmen bersama dalam merespons dinamika masa depan pendidikan dan penelitian yang menjunjung tinggi etika serta keberlanjutan